Marry With Microbes, Upaya Untuk Tetap Sehat !

Di dalam tubuh kita hidup sekitar 100 trilyun bakteri, kurang lebih 10 kali lebih banyak dari jumlah sel yang ada pada tubuh kita sendiri. Bila  tubuh kita ideal, lebih dari 85 % bakteri yang ada tersebut adalah bakteri yang baik – sisanya sekitar 15 %-nya saja yang jahat. Bakteri-bakteri ini terlibat langsung dalam membangun sekitar 70% – 80 % system ketahanan tubuh kita. Sayangnya mayoritas kita  yang hidup di jaman ini merusak ecosystem microba yang ada di dalam tubuh kita sendiri, dampaknya rusaklah system ketahanan tubuh dan kesehatan kita. Lantas bagaimana memperbaikinya ?

gut_microbes

Karena kerja microbiome atau  ecosystem microba yang terdiri dari bakteri, virus, jamur dan berbagai microba lainnya ini sangat njlimet  – saya berusaha memahami dan menjelaskannya kembali seperti memahami dan menjelaskan suatu pernikahan.

‘Pernikahan’ yang abadi manusia sejak lahir yang bener-bener akan sampai mati adalah ‘pernikahan’-nya dengan microba yang ada dalam tubuhnya ini.  Tetapi hidup bersama sampai mati tidak berarti bahagia selamanya, maka demikianlah hubungan tubuh kita dengan microba itu.

Ketika sang suami – yaitu tubuh kita – menjalankan fungsi dan tugas-tugasnya dengan seharusnya, memberi nafkah yang dibutuhkan istrinya – yaitu microbiome –  dengan baik maka microbiome akan hidup bahagia di dalam tubuh kita.

Ketika dia microbiome adalah ecosystem yang bahagia, maka dia melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal. Dia bekerja membantu/memproduksi protein, vitamin, mineral, hormone, enzyme dan berbagai immune system yang kita butuhkan dengan maksimal. Tubuh kita menjadi kuat dan tidak mudah sakit.

Tetapi juga sebaliknya, ketika tubuh kita tidak memberikan yang dibutuhkan oleh sang microbiome – maka ini menjadi ‘pernikahan’ yang menyiksa keduanya sampai mati. Mengapa demikian ?

Microba yang ada  di dalam tubuh kita tetap ada, tetapi komposisinya kacau, dan fungsi-funsinya juga kacau. Akibatnya produksi immune system kita dan senyawa-senyawa lain yang dibutuhkan untuk kehidupan kita – menjadi terganggu, kita menjadi mudah sakit karena tubuh kita yang lemah.

Nah agar ‘pernikahan’ dengan microba tersebut happily ever after, maka kita harus tahu apa yang membuat ‘pasangan’ hidup kita bahagia dan sejahtera, dan apa pula yang membuatnya hidup merana. Apa yang kita lakukan terhadap pasangan kita, itulah yang juga mereka lakukan terhadap kita.

Yang paling membuat microba merana adalah ketika kita makan atau minum antibiotic. Obat antibiotic buatan manusia itu tidak disertai petunjuk, siapa yang boleh disakiti atau dibunuh dan siapa yang tidak. Maka ketika antibiotic itu masuk ke tubuh kita, dia menyakiti dan bahkan membunuh siapa saja microba yang ditemuinya – yang buruk maupun  yang baik.

Semakin banyak antibiotic masuk ketubuh kita, semakin banyak microba mati. Semakin berkurang yang bekerja membangun daya tahan tubuh kita, menjadi semakin rentanlah tubuh kita terhadap berbagai penyakit berikutnya.

Bukan hanya antibiotic yang membuat microba dalam tubuh kita merana atau bahkan mati, tetapi juga komposisi makanan yang buruk, steroids, alcohol, obat-obat kimia, penyakit, infeksi, stress, bayi yang diberi minum selain ASI, radiasi, polusi dan berbagai gangguan kehidupan pada umumnya.

Bila ada yang membuat pasangan hidup kita – microba – merana, tentu juga ada yang membuatnya bahagia. Yaitu ketika kita banyak mengkonsumsi makanan yang seimbang, lebih banyak komposisi makanan mentah dari jenis buah dan sayur ketimbang makanan yang matang. Rasionya kurang lebih 2/3 makanan kita seharusnya makanan mentah dari kategori buah dan sayur dan 1/3-nya adalah makanan yang dimasak.

Ini berbeda dengan yang dikampanyekan oleh para penggerak raw food – makanan mentah – yang menganjurkan semaksimal mungkin kita makan makanan mentah sampai ¾-nya dari makanan kita ; dan maksimalnya ¼ makanan yang dimasak – itupun tidak boleh melebihi 47 derajat celcius karena kawatir ada zat yang hilang.

Kita berbeda karena kita menggunakan petunjukNya. Bahwa setiap ciptaanNya adalah sempurna, terukur dan diberi petunjuk – kita tinggal mengikuti ukuran dan petunjukNya ini.

“Sucikanlah nama Rabbmu Yang Maha Tinggi. Yang menciptakan, lalu menyempurnakannya. Yang menentukan kadar/ukuran masing-masing dan memberi petunjuk” (QS 87 :1-3)

Kita tidak makan daging mentah, karena ada petunjuk memasak daging yang baik adalah dengan dibakar atau dipanggang seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam ketika menjamu tamunya yang tidak mau makan. (QS 51:26).

Kita juga makan dengan biji-bijian yang dimasak menjadi nasi, roti dlsb. karena memang ada petunjuknya di Al-Qur’an. Dua orang yang datang kepada Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam di penjara dan meminta ditakwilkan mimpinya, adalah satu orang pembuat minuman anggur dan satu lagi tukang roti. (Tafsir Ibnu Katsir untuk QS 12 : 36).

Di luar dua ayat bahan makanan yang dimasak untuk biji-bijian (QS 80:27) dan daging (QS 80 :32) tersebut, ada empat ayat tentang bahan makanan kita dari buah-buahan dan sayuran yang umumnya dimakan mentah (QS 80 : 28-31). Itulah asal angka 4/6 atau 2/3 makanan kita asalnya dimakan mentah itu.

Apa dampaknya kalau kita lebih banyak makan –makanan mentah dari kategori buah dan sayur ini ?

Di antara buah dan sayuran yang berwarna-warni dia menggandung anthocyanins  – pigmen berwarna kuat – yang membuat microba terangsang untuk mengurainya menjadi superfood yang menguatkan memori dan daya tahan tubuh.

Ada yang mengandung glucosinolates yang ketika diurai oleh microba menjadi zat yang menurunkan rasa sakit dan mengurangi resiko penyakit pencernaan, cancer, hati dlsb.

Ada buah yang membuat microba hidup sejahtera, harmonis hubungannya satu sama lain karena diantara buah-buahan itu ada yang sangat kaya potassium, phosphorus dan magnesium – yaitu kurma – maka bukan kebetulan kalau buah ini adalah juga buah yang disebut specifik sampai 21 kali di Al-Qur’an ! Yang memiliki karakter yang mirip juga pisang – yang juga disebut di Al-Qur’an sebagai salah satu buah di surga.

Di antara sayuran itu ada yang mengandung Inulin, yang ketika di colon tubuh kita akan difermentasi oleh microba menjadi sumber kehidupan  microflora yang sehat. Begitulah ilmu pengetahuan satu per satu membuktikan kebenaran petunjukNya itu.

Padahal keyakinan kita akan kebenaran petunjukNya itu berlaku untuk yang ghaib sekalipun, apalagi kalau ilmu pengetahuan manusia bisa menjelaskannya – mestinya kita hanya menjadi semakin yakin saja.

Dengan begitu banyaknya manfaat makanan mentah, maka tidak heran dari hampir 100-an jenis makanan yang ada di Tibbbun Nabawi-nya Ibnu Qayyim Aj-Jauziyah, sekian banyak diantaranya adalah jenis buah atau sayur yang dimakan mentah. Ada Anggur, Kurma, Mentimun, Seledri, Tin, Sitron, Semangka, Delima, Pisang, Madu. Susu, Air Zamzaam dlsb.

Seperti juga pernikahan dengan istri kita yang ada petunjuknya lengkap, demikian pula ‘pernikahan’ dengan microba itu – sesungguhnya ada petunjuk yang lengkap untuk membuat ‘pasangan hidup’ kita berupa 100 trilyun-an microba itu happy hidup bersama kita, bila dia happy – dia akan bekerja menjaga kesehatan kita.

Maka dalam rangka menghadirkan kehidupan bersama microba yang happily ever after inilah kita membuat berbagai program yang saling menunjang satu sama lain, mulai dari pelatihan Integrated Organic Farming, Urban Farming, Urban Farming Sites – Business Model sampai juga aplikasi 101salads.com yang insyaAllah siap diuji coba dalam waktu dekat.

Bila highly processed food yang mendominasi makanan kita, juga berbagai antibiotic yang membanjiri tubuh kita – telah membuat ‘pasangan hidup kita’ (microba) merana selama ini, kini waktunya untuk membuatnya bahagia dan sejahtera selamanya sampai kita mati. Dengan begitu mereka akan bekerja untuk kita, menjaga kesehatan kita dari dalam tubuh kita sendiri. InsyaAllah.

 

Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Co-Founder)

(Visited 104 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *