Pulau Kelapa Yang Kembali Merayu

Kita tentu merindukan indah dan makmurnya negeri ini seperti diungkapkan Ismail Marzuki dalam salah satu lirik lagu wajib nasional kita : “ Tanah airku aman dan makmur, pulau kelapa yang amat subur, pulau melati pujaan bangsa, sejak dulu kala….”. Negeri ini banyak menyandang nama, diantaranya negeri rayuan pulau kelapa, negeri nyiur melambai dlsb. Tetapi anehnya kekuatan yang tersyirat dalam lagu dan nama tersebut seolah terlupakan, potensi yang tidak dimiliki oleh negeri lain, yaitu potensi tanaman kelapa itu sendiri. 

Kita lebih memilih minyak dari kelapa sawit yang asli tanamannya dibawa Belanda dari Afrika Barat, bukan minyak yang jauh lebih sehat yang asli tanamannya ada di negeri ini.

 

Kita juga memilih mengimpor 3.4 juta ton gula tebu – terbesar no 3 di dunia setelah China (7.9 juta Ton) dan gabungan negara-negara Uni Eropa (3.5 juta ton), padahal ada sumber gula yang lebih baik – diantaranya ya dari tanaman kelapa ini.

 

Bagian dari Research and Development-nya iGrow, kami menemukan diantaranya adalah tanaman kelapa ini yang sangat berpotensi untuk dikembangkan secara massif di negeri ini. Tanaman ini bisa diproses menjadi gula yang baik – low Glycemix Index, untuk meredam pertumbuhan penyakit diabetis yang kini sudah lebih dari 16.7 juta orang penderitanya di negeri ini – baik yang sadar maupun yang tidak sadar.

 

Bila kelapa tidak diambil niranya, diteruskan sebagai buah muda – kelapa memiliki pasar yang cukup baik untuk minuman kelapa muda. Bila diteruskan menjadi kelapa tua – dia menjadi santan pelengkap masakan yang tidak terpisahkan dari menu-menu makanan populer negeri ini.

 

Dengan effort yang bisa dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga biasa, bahkan kelapa bisa diolah menjadi minyak goreng yang memiliki segudang manfaat. Diantaranya adalah mencegah penyakit Alzheimer, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, penyakit kanker, diabetes type 2,  membangun kekebalan tubuh, memperbaiki memory dan lain sebagainya.

Home-made Coco Sugar
Home-made Coco Sugar

 

Bukan hanya minyak yang bisa diproduksi dalam skala rumah tangga, gula kelapa antara lain berupa gula semut – gula kelapa dengan kristal kecil-kecil-pun bisa diproduksi dalam skala rumah tangga.

 

Saya sempat belajar dari seorang ibu pensiunan guru – yang kreatif memproduksi gula semut dari 60 pohon kelapa produktif  yang dimilikinya. Hanya dibutuhkan kurang dari 1/3 ha untuk memiliki 60 pohon kelapa tersebut, dan bu guru sudah bisa memperkerjakan 12 orang dalam unit produksi rumahannya. Dari 60 pohon ini dihasilkan kurang lebih 30 kg gula per hari.

 

Bayangkan kalau apa yang dilakukan ibu ini kita scale-up bukan menjai industri besar, tetapi menjadi jaringan produsen gula kelapa rumahan saja – maka Indonesia bisa menghentikan impor gula sekaligus menciptakan lapangan kerja yang luar biasa – dan bonusnya menyehatkan bangsa.

 

Mari kita berhitung sekarang, 3.4 juta gula tebu yang kita impor, bisa digantikan oleh produksi sekitar 310,000 unit setara unitnya ibu guru tersebut. Jumlah lapangan kerja yang tercipta adalah sekitar 3.72 juta orang. Dan untuk ini hanya dibutuhkan lahan sekitar 100,000 ha atau setara sekitar 10 unit pabrik gula ukuran sedang.

 

Kelapa adalah tanaman yang bisa tumbuh hampir di seluruh wilayah negeri ini – oleh karena itulah negeri ini disebut negeri rayuan pulau kelapa atau negeri nyiur melambai. Hanya negeri ini yang bisa secara massif menanam kelapa di hampir seluruh wilayahnya.

 

Jadi kalau hitungan tersebut di atas dilanjutkan, maka potensi pasar globalnya juga akan sangat menjanjikan. Karena gula kelapa maupun minyak kelapa bisa kita jadikan icon untuk healthy food secara global. Potensinya akan jauh lebih besar dari hitung-hitungan tersebut di atas.

 

Apa yang kita perlukan untuk sampai ke sana ? banyak sekali PR yang masih harus kita kerjakan. Selain bicara dengan sejumah pihak yang terkait, juga diperlukan persiapan bibit yang sangat massif.

 

Untuk mengisi celah pasar domestik tersebut saja kita butuhkan tidak kurang dari 18.6 juta bibit – yang tentu tidak mudah menyiapkannya. Tetapi disisi lain juga potensi yang luar biasa terbuka bahkan sejak menyiapkan bibit kelapa itu sendiri.

 

Maka benar seperti kata Ismail Marzuki tersebut di atas , negeri ini seharusnya menjadi negeri yang teramat makmur, kalau saja kita menyadari bahwa pulau-pulau kita adalah pulau-pula kelapa yang amat subur. Dan pulau-pulau kelapa ini kini merayu kembali, merayu kita semua untuk mencintainya dan meng-eksplorasinya secara benar. InsyaAllah.

 

Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Founder)

(Visited 92 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *