Dari Biji Ke Kecambah

Bila produksi bahan pokok pangan kita – padi – selama ini selalu pas-pasan, kadang cukup dan kadang harus impor, begitu pula produksi daging yang malah selalu kekurangan dan harus selalu impor – bisa jadi kita salah dalam mengelola kebutuhan pangan kita selama ini. Biji-bijian dan daging hanya disebut dan diisyaratkan di dua ayat dari enam ayat rangkaian pangan kita (QS 80 :27-32), maka inilah waktunya untuk mengeksplorasi empat ayat lainnya dari ayat-ayat sumber makanan kita. 

Empat ayat yang belum mendapatkan perhatian yang cukup dalam membangun ketahanan pangan kita tersebut adalah tentang buah dan sayur. Buah-buahan ada yang disebut secara spesifik  yaitu anggur (QS 80:28), zaitun dan kurma (QS 80:29) dan ada yang disebut secara umum – buah-buahan (QS 80:31).

Untuk sayuran atau tanaman bernutrisi tinggi  disebut secara umum di surat yang sama ayat 28, dan ada yang lebih luas lagi pengertiannya – yaitu sekumpulan tananaman yang tumbuh lebat sehingga daunnya seperti menganyam satu sama lain ( tumpang tindih) – yang secara umum disebut kebun-kebun yang rindang ( QS 80:30).

Sumber apa atau tempat mencari apa kira-kira kebun-kebun yang rindang ini ? disinilah sumber segala macam buah dan sayuran bergizi tinggi. Maka bila saja kebun-kebun yang hijau sejauh mata kita memandang itu yang ditanam adalah bahan pangan kita berupa buah-buahan dan sayuran tersebut, negeri kita akan menjadi negeri yang baik – Baldatun Thoyyibatun waRabbun Ghafuur (QS 34:15).

Secara umum buah adalah sumber energi, selain juga vitamin dan mineral. Sedangkan sayur adalah sumber protein, vitamin dan mineral. Maka kombinasi buah dan sayur akan dapat memberikan kita makanan lengkap yang kita butuhkan bila karena satu dan lain hal kita tidak bisa makan biji-bijian (seperti beras) atau protein nabati dari daging.

Menarik sekali ketika Allah menggambarkan proses lengkap penciptaan manusia, Allah sandingkan dengan proses dihidupkannya bumi yang mati melalui tumbuhnya berbagai tanaman.

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS 22:5)

Ilmu pengetahuan manusia kemudian menemukan betapa berbagai macam tumbuhan tersebut dibutuhkan untuk kehidupan manusia sepanjang usianya. Bahkan secara khusus kita disuruh memperhatikan titik awal perubahan, dari bumi yang mati – kemudian setelah diturunkan hujan bumi itu menggeliat hidup (ihtazzat), dan mengembang subur (warabat) dan menumbuhkan (waanbatat) segala macam tanaman.

Tiga kata di penghujung ayat tersebut merupakan kunci dari keberhasilan pertanian. Tanah yang baik dia gembur seperti roti tawar, yang buruk pejal seperti roti bantat. Tanah yang baik ketika kejatuhan air dia mudah menggeliat – menunjukkan tanda-tanda kehidupan (salah satu tanda kehidupan adalah bergerak, tanda kematian adalah berhenti atau tidak bergerak).

Kemudian ketika tanah itu mendapatkan air, dia mengembang karena menyerap air. Ditanah seperti ini bila ditaruh biji apapun yang baik, maka biji itu akan mudah untuk berkecambah dan tumbuh.

Kecambah yang merupakan awal kehidupan tanaman, sesungguhnya juga merupakan bahan pangan yang paling baik bagi manusia, dari sisi kwantitas maupun kwalitas. Bila Anda terdampar di suatu pulau terpencil berdua dengan istri Anda tanpa bekal apapun kecuali sekarung biji-bijian, apa yang Anda lakukan ?

Kalau Anda makan semua sekarung biji-bijian tersebut, maka Anda hanya akan survive dalam hitungan hari. Tetapi bila sebagian biji-bijian tersebut Anda tanam, maka bersamaan dengan berlalunya waktu – seluruh isi pulau akan penuh dengan keturunan Anda yang semuanya bisa makan dengan cukup.

Lebih menarik lagi bila biji-bijian yang hendak Anda makan-pun tidak langsung dimakan, tetapi dikecambahkan dahulu antara 3-5 hari. Maka selain kwantitasnya meningkat berkali-kali lipat, demikian pula kandungan protein, vitamin dan mineralnya. Detil pengingkatan protein, vitamin dan mineral ini bahkan sudah ada yang menelitinya.

Ilustrasi dibawah saya kumpulkan dari berbagai sumber, untuk menggambarkan peningkatan nutrisi ketika kacang hijau dikecambahkan. Maka dari  dari ayat tersebut diatas bila ditadaburi terus menerus dan diriset serta dikembangkan, insyaAllah akan bisa menjadi solusi kecukupan pangan kita.

 

Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Co-Founder)

Dari Biji ke Kecambah

 

(Visited 182 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *