Agar Petani dan Peternak Menjadi ‘Dokter’

Ketika seorang datang ke dokter dan mengeluhkan suatu penyakit, sangat bisa jadi sebenarnya dia mengeluhkan sesuatu yang  sudah terlambat. Sebagian besar penyakit hanyalah suatu akibat, sedangkan penyebabnya sendiri berada jauh di depan – jauh sebelum seseorang tersebut datang ke dokter. Garis depan pertahanan kesehatan masyarakat sesungguhnya ada pada para petani, peternak  dan produsen bahan pangan atau makanan lainnya – yang menyiapkan dari awal apa yang kita makan. Lantas bagaimana caranya agar garis depan pertahanan kesehatan ini benar-benar berfungsi menjaga kesehatan dan bukan malah sebaliknya?

Pendekatan pertamanya adalah apa yang disebut out of sight out of mind (OSOM) – yaitu menghilangkan bahan-bahan pangan/makanan yang merusak kesehatan dari pandangan kita – dari rumah kita , agar kita tidak ingin memakannya. Yang kedua adalah menggantikan bahan-bahan pangan dan makanan tersebut dengan yang sehat – yang sesuai petunjukNya.

Berikut adalah langkah pertama – yaitu bahan pangan atau makanan yang seharusnya  kita OSOM-kan.

1.     Pemanis buatan – perhatikan apakah di rumah Anda ada perbagai jenis pemanis buatan dan perhatikan bahannya. Bila mengandung aspartame, sucralose atau saccharin – maka usahakan bahan-bahan ini tidak ada di rumah Anda. Diduga bahan-bahan ini menyebabkan tumor otak, insulin resistance, diabetes, berbagai penyakit jantung dan obesity – berbeda dengan persepsi orang pada umumnya, gula diet – justru bisa membuat orang kegemukan !

2.     Hydrogenated oil – yaitu minyak yang dihidrogenasi atau ditambah oksigen menjadi padatan seperti margarin dan sejenisnya. Hydrogenated oil meskipun berasal dari bahan minyak yang sehat tetapi telah dipadatkan atau dikentalkan, diduga menjadi penyebab mengentalnya darah, jantung, diabetes dan obesity.

3.     Fried Foods – segala macam makanan yang digoreng termasuk berbagai jenis makanan ringan seperti aneka chips. Minyak yang digunakan untuk menggorengnya diduga menjadi berbagai penyebab penyakit jantung, diabetes, cancer dan obesity. Bila Anda sudah terlanjur jatuh cinta pada makanan-makanan yang digoreng, sekali waktu makan- makanan yang digoreng – make sure – minyak yang digunakan adalah minyak yang lemak jenuhnya rendah, dan tinggi kandungan lemak tidak jenuhnya.

4.     MSG atau monosodium glutamate – diduga menyebabkan hyper stimulasi sel-sel otak yang  berakibat pada terbakar atau matinya sel-sel otak. Penyakit yang ditimbulkannya adalah berbagai neurodegenerative seperti Parkinson dan Alzheimer.

5.     Berbagai minuman yang mengandung soda (soda pop), diduga menjadi penyebab diabetis, insulin resistance, berbagi penyakit jantung, obesity dan bahkan osteoporosis.

6.     Berbagai produk yang berbasis tepung gandum seperti roti, pasta, cakes, crackers, cookies dan sejenisnya. Gliadin yaitu salah satu dari dua komponen protein utama dalam gluten yang ada pada tepung gandum diduga sangat pro-inflamatory, menimbulkan  penyakit diabetes, jantung, insulin resistance dan obesity.

7.     Produk-produk daging olahan yang mengandung berbagai bentuk nitrates dan nitrites. Diduga menjadi penyebab cancer dan utamanya adalah leukemia pada anak-anak.

8.     Susu yang telah dipasteurisasi dan dihomogenisasi dan berbagai produk turunannya seperti butter dan es cream. Diduga menjadi penyebab penyakit jantung, cancer, diabetes dan obesity.

9.     Gula, diduga menjadi penyebab diabetes, jantung, cancer dan obesity.

10.    Berbagai jenis makanan yang mengandung High Fructose Syrup – lihat labelnya ketika Anda membeli makanan olahan. Diduga menjadi penyebab penyakit diabetes, jantung dan cancer.

11.   Makanan-makanan yang mengandung pewarna, sama dengan MSG – pewarna makanan diduga menjadi penyebab attention-deficit disorder (ADD) dan hyperactivity.

12.   Berbagai bahan makanan segar, tetapi yang tidak diketahui asal-usul produsennya dan cara memproduksinya. Termasuk didalamnya sayur segar tetapi tidak diketahui cara menanamnya. Daging segar tetapi tidak diketahui apa pakan ternak dan cara pemeliharaan dan penyembelihannya.

Daftar panjang makanan yang harus kita hilangkan dari pandangan kita agar kita tidak tergoda untuk memakannya tersebut akan terus bertambah, karena berbagai makanan yang kita duga aman-pun justru bisa berdampak sebaliknya.

Lantas apa yang seharusnya kita makan kalau begitu ? kembali kepada petunjukNya, yang secara spesifik kita disuruh memperhatikan apa yang kita makan – surat ‘Abasa 24-32. Ini adalah petunjuk yang begitu jelas dan tidak mungkin keliru.

Tinggal menyisakan satu masalah, yaitu bagaimana kalau jenis makanannya sudah sesuai dengan ayat-ayat tersebut di atas tetapi cara menanam tanamannya masih menggunakan berbagai pupuk dan obat-obatan kimia, dan ternaknya masih diberi pakan yang tidak seharusnya atau bahkan  najis serta disuntik dengan berbagai hormone pertumbuhan agar cepat gemuk/besar ?

Maka inipula harus dihindari karena dampak kesehatannya tidak kalah parah dengan berbagai jenis makanan atau bahan pangan yang harus kita OSOM-kan tersebut di atas. Lantas makan apa kita kalau begitu ?

Makanan ini adalah urusan yang sangat serius – dan umumnya kita sadar akan keseriusannya ketika sudah terlambat seperti di awal tulisan ini – yaitu ketika dokter sudah mem-vonis kita terkena penyakit ini dan itu. Sebelum ini terjadi, maka kita harus mau melakukan ekstra effort untuk ikut menjaga dan make sure kita makan makanan yang terbaik untuk kita dan anak cucu kita.

Idealnya adalah kalau kita bisa menanam makanan kita sendiri – itulah yang kita mulai rintis dengan gerakan iGrow My Own Food. Karena misi ini pula majalah teknologi terkemuka  Techcrunch menilai iGrow sebagai salah satu startup favoritnya.

Masalahnya adalah meskipun iGrow sudah dinilai sebagai startup nomer 2 tercepat pertumbuhannya oleh sebuah perusahaan marketing data di Amerika Serikat Mattermark , tetap saja pengaruhnya belum seberapa terhadap upaya untuk ikut menjaga  kesehatan masyarakat  dan ikut menjaga ketahanan pangan pada umumnya.

Maka dengan akses pasar, skills dan capital yang kita kini miliki – insyaAllah iGrow akan segera ditingkatkan menjadi aplikasi yang universal – yang diharapkan masyarakat bisa semudah mungkin untuk berkolaborasi langsung menyiapkan makanannya yang sehat.

igrow_world
iGrow World

Aplikasi yang kita beri nama iGrow World tersebut misalnya akan memungkinkan masyarakat mengetahui sumber-sumber produksi bahan pangannya dalam radius 100 miles dari tempat tinggalnya. Bukan hanya mengetahui tetapi bisa terlibat di dalamnya, bisa membiayai petani dan peternak yang yang memenuhi syarat kesehatan dalam bertani dan berternak.

Kita tidak akan pernah bisa mempengaruhi petani dan peternak agar mereka bertani dan berternak secara sehat bila kita tidak mengenal mereka secara langsung maupun tidak langsung. Kita hanya bisa mempengaruhi mereka bila ada kaitan langsung antara apa yang mereka lakukan dengan pasar dan modal yang bisa mereka akses.

 

Maka bila para surveyor independent kita terlibat langsung dengan mereka, memberi saran mereka apa-apa yang harus dilakukannya dan apa yang tidak boleh dilakukannya. Mereka akan mengikuti do’s and don’ts ini karena bila tidak mereka tidak akan mendapatkan capital untuk bertani dan tidak akan memperoleh captive market-nya.

Sebaliknya dengan mematuhi do’s and don’ts mereka mendapatkan capital untuk bertani atau berternak, sekaligus mendapatkan calon buyer-nya yang akan membeli produk pertanian atau peternakan mereka dengan harga yang wajar. Para petani dan peternak akan menjadi para happy farmers -  itulah komunitas yang juga kami coba hadirkan  – lihat fanpage-nya di facebook untuk ini.

Bagi masyarakat pada umumnya yang tidak dapat langsung menanam bahan pangannya sendiri, mereka tetap dapat terjamin ketersediaan bahan pangannya yang sehat karena mereka dapat menjadi sponsor langsung para petani dan peternak ini. Seperti bertani dan berternak sendiri, mereka bisa memilih apa yang hendak ditanamnya, dimana, oleh siapa dst.

Untuk contoh kasus kita yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya misalnya. Dalam radius 100 miles dari tempat tinggal kita, 80 % kira-kira adalah masyarakat perkotaan – yang sebelum ini tidak terbayang bisa bertani dan menyiapkan bahan pangannya sendiri. Dalam situasi seperti ini, mayoritas kita tidak tahu siapa yang memproduksi bahan pangan kita, dan dengan cara seperti apa mereka melakukannya.

Bagaimana bila dengan iGrow World kita nanti akan dengan mudah bisa bertani dan menyiapkan bahan pangan kita sendiri, apa yang tidak bisa disiapkan oleh sekitar 50 juta penduduk Jakarta dan sekitarnya dalam radius 100 miles ini ? Hampir semuanya bisa disediakan, bila bahan pangan yang kita bidik adalah bahan pangan yang sesuai petunjukNya di surat ‘Abasa 24-32 tersebut di atas.

Dalam radius 100 miles dari tempat tinggal kita, ada daerah pinggir pantai sampai puncak gunung dengan ketinggian 1,600 m dari permukaan laut. Ada daerah yang relatif kering dengan curah hujan  kurang dari 2,000 mm per tahun, sampai daerah basah dengan curah hujan 4,200 mm per tahun. Bahkan ada juga lautan luas yang kaya akan sumber daya laut.

Apa yang tidak bisa ditanam, dipelihara atau diperoleh dari daerah seperti ini ? hampir keseluruhan yang kita butuhkan akan bisa kita peroleh disini. Daerah-daerah lain kemungkinana akan lebih baik posisinya karena dalam radius 100 miles yang sama, jumlah penduduknya jauh lebih sedikit.

Maka yang dibutuhkan adalah pihak-pihak independent yang akan memetakan seluruh potensi tersebut – itulah kurang lebih role dari para independent surveyor iGrow kedepan. Kemudian system iGrow akan mengintegrasikan tiga resources utamanya yaitu pasar, skills dan capital agar masyarakat luas dapat berkolaborasi rame-rame menggarap potensi yang ada.

Yang punya lahan akan tahu ada potensi pasar apa sehingga bisa menanam apa yang dibutuhkan pasar, yang punya skills bertani atau berternak  dapat fokus bagaimana mendaya-gunakan skillsnya untuk merespon permintaan yang ada, dan yang punya uang dapat mengetahui petani dan peternak professional yang membutuhkan sponsor untuk bertani dan berternak secara benar dst.

Maka sebelum kita mengetahuinya ketika sudah terlambat – di depan para dokter yang memvonis penyakit kita, bukankah lebih baik bila kita bisa menjadikan para petani dan peternak ini sebagai ujung tombak penjagaan kesehatan kita ? Inilah peluang besar itu, karena kesehatan kita tidak ternilai harganya !

 

Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Co-Founder)

 

(Visited 119 times, 1 visits today)

4 thoughts to “Agar Petani dan Peternak Menjadi ‘Dokter’”

  1. Selamat sore pak Iqbal,
    Saya setuju sekali dengan artikel ini. Semoga bisa segera direalisasikan, karena memang diperlukan usaha keras untuk mengubah kesadaran & pola pikir petani & peternak. Saya berharap bisa ikut mendukung terealisasinya program untuk menyediakan bahan pangan yang sehat seperti disebutkan dalam artikel ini.

    Terima kasih & salam kenal

  2. Assalamualaikum Pa Iqbal,

    Bangsa ini memang sudah menjauh dari akar bangsa yang Agraris, Bangsa yang sangat terkenal akan kesuburan tanahnya yang tertulis dalam sejarah masa lampau. Namum saat ini kami menyaksikan karakter yang sudah terkikis dan semakin menjauh ,”Petani” adalah ungkapan yang terasa kampungan dan tidak “Keren” ditelinga anak anak muda.. Untuk IGrow saya ancungkan jempol dan saya ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran generasi muda agar dapat mengolah bumipertiwi nan subur ini menjadi kekuatan ekonomi rakyat.dalam bentuk kemasan yang menarik dan modern.

    Salam sukses dan salam hebat

  3. Pak Iqbal,
    Sudah semestinya integrated farming mesti dikembangkan sehingga kita lebih tahu apa yang kita konsumsi betul2 sehat. Karena kita bisa buat pupuk sendiri,makanan ternak sendiri, dan semuanya sudah disediakan alam.
    Mohon dapat di ulas lebih mendalam ttg pertanian dan peternakan yg terpadu shg bahan2 makanan kita lebih sehat krn tanpa pestisida, bahan kimia dllnya seperti diuraikan diatas.
    Salam sukses selalu dan maju terus pertanian di negara kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *