Abasa Diet – Agar Jantung Ini Tidak Berhenti Mendadak

Penyebab kematian tertinggi di dunia yang menurut WHO menelan korban sekitar  7.5 juta orang per tahun adalah terkait dengan penyakit jantung atau serangan jantung. Ini lebih besar dari korban perang di seluruh dunia, tetapi sangat banyak kita abaikan. Gejala serangan jantung itu bisa sangat fatal, bisa menjadi yang pertama dan yang terakhir bagi banyak orang. Tetapi sekali lagi inipun juga tidak perlu menteror kita sehingga kita bisa ‘mati’ sebelum kematian itu bener-bener datang. Bagaimana caranya?

 

Pentingnya agar kita tidak mati mendadak – mati ketika kita tidak siap – ini bahkan diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan sebuah do’a : Allahumma inni a’udzubika mim mautil faj’ah (Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari mati mendadak).

 

Mati mendadak karena serangan jantung tidak dikenal di jaman Nabi dan sesudahnya, bahkan di jaman ini-pun masih banyak masyarakat yang hidup terbebas dari potensi serangan jantung. Sebuah study yang dilakukan oleh Cornell dan Oxford University terhadap suatu desa berpenduduk 500,000 orang di  Guizhou – China, selama 3 tahun periode study di daerah tersebut tidak pernah terjadi kematian mendadak karena serangan jantung.

 

Kemudian study lain yang dilakukan parallel berupa otopsi terhadap 632 mayat di Saint Louis, Missouri AS, dan jumlah mayat yang sama di Uganda – hasilnya mengejutkan para peneliti. Dari 632 mayat di Amerika tersebut, ternyata 136 meninggal karena serangan jantung. Sedangkan di Uganda dari jumlah mayat yang sama, hanya 1 orang yang meninggal karena serangan jantung.

 

Karena para peniliti ini penasaran, maka mereka meng-autopsi lagi 800 mayat di Uganda, ternyata yang meninggal karena serangan jantung tetap 1 tadi, padahal jumlah mayat yang diautopsi telah menjadi total 1,432. Kesimpulan mereka sederhana, meninggal karena serangan jantung di Amerika adalah sesuatu yang bersifat umum, sedangkan meninggal karena serangan jantung di China dan Uganda adalah suatu pengecualian yang langka.

 

Kira-kira kita lebih dekat ke masyarakat yang mana ? hampir pasti kita lebih dekat ke sample yang di Amerika. Mengapa demikian ? Karena pola makan dan gaya hidup kita kiblatnya ke Hollywood, bukan ke tempat lain. Kita punya petunjuk detil tentang makanan kita-pun, nyaris belum pernah kita terapkan dalam kehidupan sehari –hari. Petunjuk detil itulah yang kita  coba gali dan sosialisasikan melalui apa yang kita sebut Abasa Diet – karena berasal dari perintah memperhatikan makanan di surat ‘Abasa ayat 24-32.

 

Lantas apa hubungannya mati mendadak karena serangan jantung dengan makanan ? Para ahli sepakat, ada dua jenis serangan jantung. Pertama karena penyumbatan artery yang utamanya karena lemak yang tidak sehat oleh pola makan yang keliru, terjadinya perlahan-lahan sampai suatu titik menyumbat artery sama sekali.

 

heart attack

 

Para ahli kemudian memformulasikan, bila kita bisa menekan kolesterol jahad LDL dibawah 150 mg/dL – maka potensi serangan jantung itu bisa sangat diminimalisir. Di negeri yang LDL 200 mg/dL dianggap normal , ternyata rasio serangan jantungnya menjadi 1 dari 5 kematian – seperti hasil riset di Missouri tersebut.

 

Sebaliknya, di daerah seperti pedesaan China dan Uganda tersebut diatas – kematian karena serangan jantung adalah pengecualian yang amat sangat langka – karena mereka nyaris tidak makan daging dan lemak jenuh seprti minyak goreng hasil  produksi industri. LDL mereka bahkan rata-ratanya hanya berkisar di angka 70 mg/dL. Lantas apakah kita ganti kiblat dari Hollywood ke China dan Uganda ? Tentu juga tidak.

 

Kita punya panduan yang jauh lebih sehat dan lebih berbudaya. Kita masih makan daging dan produk ternak lainnya, tetapi yang mampu-pun sebaiknya menjaga diri agar tidak lebih dari 1/6 dari porsi makanannya. Yang tidak mampu, tidak perlu memaksakan diri makan yang berupa kenikmatan ini – karena banyak sumber protein lain yang lebih sehat dan lebih terjangkau.

 

Tanpa meniru masyarakat pedesaan China ataupun Uganda, kita bisa membuat perubahan besar dalam menekan resiko kematian mendadak karena serangan jantung jenis pertama – yaitu merubah pola makan kita sama sekali dengan menekankan pada konsumsi buah, sayur dan rempah sampai 4/6 bagian dari porsi makan kita.

 

Juga harus ada gerakan besar merubah sumber minyak goreng kita – yang selama ini hasil proses industri sawit, menjadi minyak goreng rumahan yang bisa dibuat sendiri oleh masyarakat dari alpukat – yang sudah saya tulis tersendiri sebelum tulisan ini. Pada waktunya nanti kita buat edukasi besar-besaran, agar masyarakat merubah minyak goreng atau minyak makannya menjadi minyak goreng yang lebih sehat dan menyehatkan – dan bisa diproduksi sendiri dari tanaman pekarangan mereka.

 

Teman-teman yang di industri sawit tidak perlu risau dengan gerakan semacam ini, karena minyak sawit tetap akan sangat banyak memiliki pasar seperti pasar biodiesel, dan berbagai pasar produk konsumers yang non –pangan. After all kita semua ingin sehat dan hanya mati ketika kita siap, maka upaya untuk menyehatkan masyarakat secara besar-besaran ini perlu didukung oleh semua pihak.

 

Mengapa upaya demikian tidak terjadi di negeri maju seperti AS yang rasio serangan jantungnya menjadi 1 dari setiap 5 orang tersebut di atas ? karena industri makanan di negeri itu sudah begitu kuatnya dicengkeram oleh segelintir kapitalis mereka. Sehingga upaya ke arah sana bukannya tidak ada, bahkan sudah pernah dicoba tetapi gagal sejak sekitar setengah abad lalu.

 

Tahun 1977 the US Senate Committee on Nutrition and Human Needs pernah mencoba langkah ini. Saat itu mereka mengeluarkan apa yang disebut Dietary Goals for the United States, di dalamnya antara lain menyarankan masyarakat Amerika untuk menurunkan konsumsi makan mereka dari sumber hewani dan meningkatkan konsumsi makanan dari sumber nabati.

 

Apa yang terjadi kemudian ?, seluruh industri daging, susu dan telur sangat marah dan melalui ‘kekuatan’nya mereka bahkan bisa membubarkan committee yang tujuannya baik tersebut. Beberapa tokoh senat yang memperjuangkannya-pun tidak pernah lagi dipilih untuk kembali ke posisinya.

 

Kekuatan industri yang menekan upaya penyehatan negeri yang dilakukan 50 tahun lalu itu, kini akibatnya berdampak buruk bagi seluruh rakyat Amerika. Kegagalan Dietary Goals tersebutlah yang membuat kini 1 dari 5 orang Amerika terancam mati mendadak karena serangan jantung – jauh lebih besar dari prajurit mereka yang meninggal di medan perang dan amat sangat jauh lebih besar dari yang meninggal karena apa yang mereka sebut serangan teroris.

 

Dari sini sebenarnya mudah untuk memahami siapa sesungguhnya teroris yang harus ditakuti itu ?, yaitu para industrialis yang karena ambisinya untuk mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya – mereka rela mengorbankan kesehatan masyarakat – pelan tetapi pasti mereka membunuh begitu banyak korban tanpa banyak yang menyadarinya.

 

Cilakanya, penggarapan urusan pangan dengan orientasi profit ini menular nyaris ke seluruh dunia.Unless kita segera sadar dan merubah kiblat pola makan kita, kitapun akan beresiko sama dengan mereka – yaitu 1 dari setiap 5 orang terancam serangan jantung.

 

Selain karena factor penyumbatan tersebut, penyebab kedua yang membuat jantung manusia bisa tiba-tiba berhenti adalah terjadinya penyempitan pembuluh darah secara tiba-tiba. Bila yang pertama karena ada lemak yang menyumbat, yang kedua ini bukan karena sumbatan – tetapi pembuluhnya yang menyempit.

 

Apa yang bisa membuat pembuluh darah  itu bisa tiba-tiba menyempit ? salah satunya adalah karena faktor stress , maka orang yang hidup terus menerus dengan gejolak stress yang tinggi dalam urusan pekerjaan, keluarga dan lains sebagainya – dia menjadi beresiko tinggi terhadap serangan jantung mendadak ini.

 

Apa solusi untuk yang satu ini ? belajar untuk menjadi seorang mukmin yang sesungguhnya. Iman kita-lah yang bisa menjaga hati kita ketika terkena musibah, dan tidak berlebihan ketika mendapatkan suatu kebaikan. Hanya orang mukmin yang memiliki solusi yang menakjubkan ini, sebagimana terungkap pada hadits berikut :

 

“Alangkah menakjubkannya kehidupan seorang mukmin. Sungguh seluruh kehidupannya baik. Hal itu tidak dimiliki melainkan oleh mukmin. Jika dikaruniai kebaikan; maka ia bersyukur, dan itu baik untuknya. Dan jika ditimpa keburukan; maka ia bersabar, dan itu baik untuknya”. HR. Muslim dari Shuhaib radhiyallahu’anhu.

 

Allahumma inni a’udzubika mim mautil faj’ah – Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari mati mendadak. Amin.

 

Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Co-Founder)

(Visited 237 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *