Tumbuh Bersama Petani Indonesia untuk Mengembangkan Ekosistem Bisnis Pertanian

iGrow Project Map

iGrow selama lima tahun berdiri memiliki tekad untuk berpartisipasi di negeri ini dengan menjaga ketahanan pangan dan memberdayakan petani. meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan ketersediaan SDM pertanian adalah tanggung jawab kita semua. Sebagaimana dalam artikel Ketahanan Pangan Urusan Siapa ? yaitu hal yang Pertama tentu menyadarkan kita bahwa urusan ketahanan pangan adalah benar-benar urusan kita apapun pekerjaan kita dan profesi kita. Selain itu kita semua perlu Taking pride terhadap pertanian yang dimiliki negara ini, bangga akan keindahan dan kekayaan alam indonesia sehingga kita bisa menghargai dan mengapresiasi apa yang dilakukan petani dari dulu hingga sekarang sehingga bisa bertahan dengan tekadnya. Selain itu kita perlu berkontribusi dan menggambarkan pertanian yang seperti apa agar bisa membuatmu bangga? Sehingga dari pertanyaan tersebut bisa merealisasikan apa yang kita gambarkan untuk kedepannya.

 

Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak perekonomian yang memiliki beberapa peranan yaitu salah satunya mensejahterakan petani. Petani-petani yang produktif akan menyumbangkan hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan pangan baik dirinya sendiri maupun untuk masyarakat umum. Semakin produktif maka akan semakin membaik. Jika harga produksi (harga yang diterima petani) naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya (harga yang dibayar) maka pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya. sehingga petani bisa dikatakan surplus. Hal ini merupakan konsep Nilai Tukar Petani. Nilai tukar petani merupakan indikator kesejahteraan petani. Angka nilai tukar petani menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan. Selain itu dengan meningkatkan nilai hasil pertanian di sepanjang rantai nilai, hal ini dapat memberikan penghasilan kepada masyarakat pedesaan.

Penyebab rendahnya produktivitas petani salah satunya yaitu di daerah pedesaan kurangnya akses ke teknik pertanian modern, serta akses terbatas ke pembiayaan dan kondisi pasar yang tidak menentu. Kurangnya akses pendidikan dan kualitas input atau bantuan teknis, petani kecil hidup dalam lingkungan produksi yang tidak stabil, yang membuat pendapatan mereka rendah. Maka dari itu untuk kegiatan petani yang produktif perlu adanya pemberdayaan petani dengan prinsip Empowerment. Menurut pendapat dari pakar sosial, di antaranya Swift dan Levin (1987) yang dikutip oleh Fahrudin, 2009:17-18 yaitu Empowerment adalah proses kolaboratif, dimana klien dan pekerja sosial bekerja sama sebagai partner. 

iGrow merupakan platform yang menjadikan petani sebagai partner atau mitra sehingga dapat berkolaborasi untuk mengembangkan project komoditas tertentu. Kerjasama adalah kunci terhubungnya beberapa petani dengan petani lainnya atau stakeholders untuk bergabung dalam satu ekosistem yang memiliki potensi untuk mendukung perkembangan project tertentu. Dengan adanya ekosistem bisnis ini selain Memberdayakan, petani yang memiliki frekuensi yang sama dapat saling berbagi resiko dan saling bahu-membahu untuk memecahkan masalah dan berbagi pengalaman dalam lingkungan bisnis para stakeholders. Para stakeholders yang berpotensi ini dapat membantu petani untuk mengakses sumber daya keuangan dan memberi mereka mitra komersial. Inilah upaya kedepan iGrow agar bisa tumbuh bersama petani.

Sumber: Penanaman Jagung dengan Teknologi Irigasi Tetes Lombok Utara

Dimulai dengan pemahaman yang lebih baik tentang keterbatasan pasokan lokal, dan apa yang dibutuhkan oleh kelompok tani tersebut. Contohnya yaitu di Kabupaten Lombok utara adalah salah satu wilayah yang paling buruk terdampak Gempa Bumi di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat pada bulan agustus 2018 yang lalu, Berbagai upaya penanganan rekonstruksi dan rehabilitasi telah dilakukan oleh pemerintah daerah maupun pusat dengan menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah. Salah satu program rehabilitasi jangka panjang yang dilakukan adalah dengan membangun fasilitas irigasi tetes untuk tanaman jagung seluas 200 hektar di Kabupaten Lombok Utara, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan. Dengan hadirnya fasilitas tersebut, para petani tidak hanya bisa meningkatkan produktivitas tonase per hektar di lahan mereka, namun juga bisa melakukan penanaman lebih dari satu kali setahun, sesuatu yang tidak pernah bisa mereka lakukan selama puluhan tahun karena keterbatasan pengairan. Kelompok Tani Keluarga Sejahtera sendiri merupakan kelompok tani lokal setempat yang terdiri dari para petani jagung berpengalaman. Mereka juga akan mendapatkan pendampingan intensif dalam melakukan proses penanaman dari tim ahli penanaman jagung mitra operator iGrow. Proyek penanaman ini tidak hanya berfokus pada proses budidayanya, namun juga sampai pada penanganan pasca panen dan penjualan hasil pertaniannya. Oleh karena itu modal yang terkumpul juga dialokasikan untuk membangun beberapa infrastruktur pasca panen seperti dryer (pengering) jagung. Hal ini membuat penjualan komoditas ini akan lebih aman karena hasil panen petani terjamin untuk bisa terjual.

Maka dari itu iGrow mengajak Anda untuk membantu menstabilkan kondisi pangan dan kesejahteraan petani dengan #GrowWithFarmers. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tercatat nilai tukar petani turun dari 104,16 pada Januari 2020 menjadi 103,35 pada Februari, lalu turun lagi menjadi 102,09 pada Maret. FAO (Food and Agriculture Organization) juga merekomendasikan adanya aliran dana untuk menyokong produksi pertanian dan menjaga supply chain. Hal ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaga petani di tengah potensi krisis pangan akibat pandemi Covid-19. Anda dapat berpartisipasi dengan menyalurkan pembiayaan ke para petani kita. Merekalah yang menjadi garda terdepan pemasok kebutuhan bahan pokok kita di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

[easy-tweet tweet=”Tumbuh Bersama Petani Indonesia untuk Mengembangkan Ekosistem Bisnis Pertanian” user=”iGrowAsia” hashtags=”#GrowWithFarmers”]

 

Bibliography:

Fahrudin, Adi. (2009) Pemberdayaan Partisipasi & Penguatan Kapasitas Masyarakat. Humaniora, Bandung.

Nilai Tukar Petani, BPS : https://www.bps.go.id/subject/22/nilai-tukar-petani.html

 

(Visited 735 times, 1 visits today)

One thought to “Tumbuh Bersama Petani Indonesia untuk Mengembangkan Ekosistem Bisnis Pertanian”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *