Tiga Revolusi

Hasil diskusi dengan para ahli di Geneva dalam rangkaian forum World Summit on Information Society (WSIS) – United Nation, saya sepakat dalam satu hal dengan mereka, yaitu bahwa dunia saat ini tengah memasuki Revolusi Pertanian Jilid 3 – Agriculture Revolution 3.0. Yang saya tidak sepakat adalah jilid 1 dan jilid 2 –nya. Ketidak sepakatan ini penting, karena menyangkut values atau nilai-nilai yang diperjuangkan dalam setiap revolusi. Ada yang cocok untuk kita dan ada yang tidak, dan di setiap revolusi – upaya maksimal kita akan menentukan siapa pemenangnya.

 

Menurut dunia barat revolusi pertanian yang pertama adalah terjadi antara tahun 1900 – 1930 dimana saat itu mulai diperkenalkannya mekanisasi pertanian yang mendongkrak produksi hasil pertanian. Revolusi pertanian yang kedua adalah antara tahun 1990 – 2005 ketika ilmu-ilmu rekayasi genetika berhasil membuat tanaman-tanaman jenis GMO – Genetic Modified Organism yang menurut para pengusungnya berhasil menyelamatkan dunia dari kelaparan.

 

Bagi saya revolusi pertanian jilid 1 dan 2 versi mereka ini saya kelompokkan menjadi satu jilid saja, yaitu revolusi pertanian jilid 2. Di jilid 2 ini umat Islam tidak banyak terlibat dan tidak perlu disesali, karena pada jilid 2 ini – revolusi pertaniannya memang bertentangan dengan values yang kita usung.

 

Pada revolusi mekanisasi, tanah-tanah diolah secara berlebihan melibatkan modal yang besar – sehingga hanya yang kaya yang menikmati. Pada revolusi rekayasa genetika lebih parah lagi, hanya perusahaan raksasa dunia yang kemudian menguasai benih – untuk mengendalikan pangan dunia – yang belum tentu baik untuk mayoritas penduduk dunia ini sendiri.

 

Rekayasa genetika inipula yang cocok dengan kabar dari Allah bahwa akan ada manusia yang merusak tanaman, ternak dan keturunannya – dan mereka ini berbuat kerusakan dan kebinasaan di bumi (QS 2:205).

 

Itulah sebabnya revolusi pertanian versi barat ini saya kelompokkan menjadi satu saja yaitu revolusi pertanian yang ke 2, yaitu revolusi yang meskipun ada manfaatnya – tetapi mudharatnya juga tidak kalah banyak. Lantas dimana revolusi pertanian jilid 1 – nya ?

Three Stages of Agriculture Revolution

 

Revolusi pertanian jilid 1 adalah yang terjadi dalam rentang waktu yang sangat panjang di Spanyol yang menjadi Andalusia waktu itu, yaitu empat abad mulai dari abad 2 sampai abad 6 Hijriyah atau Abad 8 sampai 12 Masehi.

 

Saat itulah tanah-tanah pertanian yang semula ditinggalkan oleh para pemiliknya karena tidak kuat membayar pajak – saking tingginya pajak lahan pertanian, kembali diolah dengan cara sangat intensif. Spanyol atau Andalusia yang beriklim kering dengan curah hujan hanya di kisaran 600 mm/tahun , menjadi tanah-tanah subur yang bisa menghasilkan panenan 3 kali dan bahkan juga 4 kali setahun.

 

Perubahan dari pajak tanah pertanian yang tinggi, menjadi zakat hanya dari hasil pertanian di masa Islam telah menjadi pemicu dari revolusi pertanian jilid 1 ini. Disamping itu adanya aturan di Islam bahwa lahan-lahan yang tidak dimakmurkan pemiliknya lebih dari tiga tahun diambil oleh negara dan diberikan kepada pihak yang mampu memakmurkannya, mendorong para pemilik lahan untuk memakmurkan lahannya secara maksimal.

 

Bahkan revolusi pertanian jilid 1 ini ada saksinya hingga kini, berupa kitab Al-Filaha yang menjadi rujukan pertanian Eropa sampai abad 19. Kami temukan bukti ini dalam kitab Al-Filaha dalam tiga bahasa yaitu Arab, Spanyol dan Perancis – yang kemudian pada dua Ramadhan lalu 1436 – kitab tersebut berhasil kita terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dapat dinikmati dunia melalui link ini.

 

Jadi revolusi pertanian jilid 1 milik umat ini, jilid 2 bukan milik umat ini karena membawa values yang berbeda dengan values yang kita usung. Karena posisi kita sekarang adalah 1:1 dalam memenangkan dunia pertanian, maka babak penentunya adalah pada revolusi pertanian jilid 3. Siapa yang akan menjadi pemenangnya ?

 

Revolusi pertaniannya sendiri sebenarnya bebas nilai, yang menentukan nilainya adalah manusia yang ada di belakangnya. Ketika revolusi ini diangkat oleh dunia kapitalisme dengan membenamkan dana yang sangat besar,  dengan segala macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kuasai – maka kalau kita diam, revolusi pertanian jilid 3 akan menjadi milik mereka lagi – posisi akan 1:2 kemenangan untuk mereka..

 

Dua tahun lalu saja mereka sudah membenamkan dana tidak kurang dari US$ 4.6 Milyar untuk berbagai disruptive innovation di pertanian jilid 3 yang diwarnai dengan precision agriculture, IoT (Internet of Things) dan Robotic ini. Kami bahkan mengenal dan berkomunikasi langsung dengan para pemain-pemainnya dari berbagai belahan dunia.

 

Tetapi revolusi jilid 3 ini masih sangat awal, terlalu dini untuk melihat siapa yang akan menjadi pemenangnya. Maka kalau kita segera bersiap, menyatukan kekuatan dan mengusung values yang jauh lebih unggul – kita masih berpeluang untuk memenangkan ronde terakhir dari revolusi pertanian ini.

 

Teknologinya bisa saja sama persis, namun ketika orang yang membawakan memiliki values yang berbeda – maka disitulah hasil revolusi ini akan ditentukan. Apa yang kita usung dalam revolusi pertanian jilid 3 ini ? Bila revolusi pertanian jilid pertama di-trigger oleh penghilangan pajak lahan pertanian dan diganti dengan zakat hasil pertaian, maka sangat banyak yang bisa menjadi trigger dari nilai-nilai Islam yang akan memicu revolusi pertanian jilid 3 ini.

 

Pertama adalah teknologi precision agriculture, IoT dan lain sebaginya hanyalah alat – dia bukan tujuan. Tujuan kita sendiri adalah melaksanakan perintahnya untuk memakmurkan bumi (11:61), memberi makan penduduknya secara cukup (80 :23-32 ; 74:44), melakukan perbaikan-perbaikan yang kita bisa secara terus menerus (11:88), dan menjaga keseimbangan di alam dengan keadilan (55 : 8-9). Kebajikan-kebajikan universal inilah yang akan dapat menjadi pemicu yang sangat kuat bagi lahirnya revolusi pertanian jilid ke tiga.

 

Dengan IoT dan precision farming kita akan bisa tahu secara akurat berapa banyak hara tanah yang dibutuhkan untuk menghasilkan makanan yang cukup untuk kita dan ternak kita, berapa banyak yang kita harus isikan kembali ke tanah. Kita juga akan bisa tahu secara akurat, apa-apa yang bisa mengisi kembali yang kita ambil tersebut dan darimana sumbernya.

 

Kita akan bisa tahu bahwa tidak ada tanah yang buruk untuk bertani, tinggal kita mengisinya saja dengan hara organic yang tepat untuk ini – petunjuknya-pun melimpah di Al-Qur’an seperti di surat Yaasiin 33-34 , Surat Al-Hajj 5 dan lain sebagainya. IoT dan Precision Farming bisa menjadi ‘bahasa kaumnya’ yang tepat  di jaman ini untuk melaksanakan perintahNya dan membuktikan kebenaran kabar-kabar dariNya ini.

 

Kedua adalah karena karakter rahmatan lil-alaminnya values yang dibawa oleh umat ini, siapapun penghuni bumi akan diuntungkan bila values ini yang berhasil mendominasi revolusi pertanian jilid 3. Universal values yang semua manusia berkepentingan karena menyangkut kemakmuran bumi, kecukupan pangan, kelestarian alam dan seterusnya.

 

Ketiga di era teknologi informasi, dan social media yang menyebar begitu mudah dengan cepat dan luas – maka kinilah waktunya menggaungkan values yang benar yang menjadi kepentingan semua orang ini, bukan values segelintir pemain-pemain besar industri seperti yang terjadi pada revolusi pertanian jilid 2.

 

Namun sebagaimana revolusi pada umumnya, dia butuh perjuangan yang luar biasa berat dan keras, dia butuh para pejuang yang rela memperjuangkan values ini dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Kita butuh para penulis sejarah yang menulis bukan hanya dengan tintanya, tetapi juga dengan karyanya, dengan darahnya, dengan keringat dan air matanya.

 

Bila di revolusi pertanian jilid 1 ada Ibnu Awwam yang selain petani, dia juga ulama yang mengkompilasi kitab Al-Filaha yang menjadi rujukan pertanian dunia sampai lebih dari 9 abad sesudahnya – maka pada revolusi pertanian jilid 3 ini kita butuh Anda. Anda yang memiliki passion, kompetensi dan tekad untuk memperjuangkan values atau nilai-nilai tersebut di atas. 

 

Dengan atau tanpa keterlibatan kita, revolusi pertanian jilid 3 sedang berjalan saat ini di seluruh dunia karena Ini bukan pilihan tetapi keharusan. Dunia butuh tambahan bahan pangan sampai 70 % dari sekarang sampai tahun 2050 sedangkan lahan relatif tidak bertambah, bahkan daya dukung kehidupan berupa kualitas air dan udara cenderung menurun – jadi mau tidak mau diperlukan terobosan bertani yang revolusioner, tidak cukup lagi proses  evolusi atau perubahan yang alon-alon waton kelakon.

 

Yang membedakannya hanya siapa pemenangnya, bila kita diam kita pasti kita kalah. Bila kita berjuang maksimal, masih juga berpeluang kalah – tetapi setidaknya kita juga punya peluang untuk memenangkannya. Maka inilah jalan mendaki lagi sukar yang kita diperintahkan untuk menempuhnya oleh Allah. Peluang untuk membuat posisi berubah menjadi 2:1 kemenangan untuk umat manusia secara keseluruhan – bukan segelintir orang saja !

 

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan,  tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu jalan yang mendaki lagi sukar itu ? yaitu melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan di hari kelaparan.” (QS 90:10-14)

 

Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Founder)

(Visited 2,514 times, 1 visits today)

4 thoughts to “Tiga Revolusi”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *