Proyek Minyak Nilam Nurwali Sondeng, Bisnis yang Jadi Primadona di Pasaran

Nilam yang memiliki nama latin Pogostemon cablin Benth merupakan semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan Nilam. Saat ini tanaman nilam menjadi salah satu topik pembahasan yang menarik karena harga jualnya yang cukup tinggi di 2 tahun belakangan ini.

Merujuk pada data tahun 2020 yang dikutip dari pertanian.go.id, Indonesia merupakan negara produsen utama minyak Nilam yang menguasai 95% pasar dunia. Salah satu Wilayah penghasil Minyak Nilam terbesar di Indonesia terletak di Wilayah Sulawesi.

Mengulik Petani Nilam di Wilayah Sulawesi

Baru-baru ini iGrow melakukan kunjungan ke salah satu penerima pendanaan yang berada di Wilayah Sulawesi Tengah tepatnya di Desa Baturube. Untuk dapat sampai ke Desa Baturube, perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu hingga 4 jam melalui jalur udara dari Jakarta sampai Luwuk dan 6 jam untuk jalur darat dari Luwuk menuju ke Desa Baturube.

Sesampainya tim iGrow di lokasi, kami menemui salah satu petani Nilam Nurwali Sondeng yang menerima pendanaan di iGrow. Selain melakukan monitoring tim iGrow juga berkesempatan untuk mempelajari proses pengolahan Minyak Nilam.


Proses Pengolahan Minyak Nilam

Langkah pertama yang dilakukan menyiapkan bahan baku berupa daun tanaman Nilam itu sendiri yang telah disiap dipanen, lalu tanaman Nilam dikeringkan dan dicah-cah menggunakan mesin pemotong hingga menjadi bagian kecil-kecil.

Setelah itu, tanaman Nilam y ang sudah menjadi potongan kecil-kecil tadi akan melewati proses penyulingan kurang lebih selama 8-12 Jam lamanya. Dalam proses penyulingan ini masih dilakukan secara manual.

Awal mulanya tanaman yang telah menjadi potongan-potongan kecil akan melalui tahap pemasakan dalam sebuah tabung berukuran besar selama 12 Jam hingga menghasilkan minyak.

Setelah itu, hasil penyulingan yang sudah berupa minyak masih harus melalui proses pemisahan karena bercampur dengan air. Setelah proses pemisahan ini barulah minyak Nilam siap untuk dipasarkan kepara offtaker dengan harga beli Rp. 400.000-600.000 /kg.

Adanya usaha penjualan Minyak Nilam ini dirasakan sangat membantu bagi warga sekitar Baturube karena hasil daripada penjualan Nilam ini cukup menjanjikan dibandingkan dengan petani jenis tanaman lainnya.

Hal inilah yang disampaikan oleh salah satu petani Nilam yang sempat ditemui tim iGrow saat melakukan kunjungan ke Desa Baturube.

Selain itu, pihak petani Minyak Nilam juga mengucapkan terima kasih kepada para pemberi pendanaan melalui iGrow yang ikut membantu memberikan pendanaan sehingga memberikan dampak bagi warga sekitar dan khususnya bagi pihak Penjualan Nilam Norwali Sondeng.

Yuk, terus dukung para petani Nilam di Indonesia dengan memberikan bantuan pendanaan melalui iGrow.

Jika bukan kita siapa lagi yang akan bergerak membantu Pertanian di Indonesia.

(Visited 539 times, 1 visits today)

2 thoughts to “Proyek Minyak Nilam Nurwali Sondeng, Bisnis yang Jadi Primadona di Pasaran”

  1. Alhamdulillah… program pendanaan untuk Penjualan Minyak Nilam Norwali Sondeng dapat membantu masyarakat sekitar dan kabar ini membuat saya turut bahagia. Semoga para petani sukses selalu dengan hasil yg barokah.
    Terima kasih atas sharingnya.

Leave a Reply to Yudianto Utomo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *