Biasanya ungkapan ini adalah untuk rumahku surgaku, tetapi dalam tulisan ini saya akan mulai dengan yang lebih sederhana yaitu untuk rumahku kebunku. Sebuah konsep untuk menjadikan rumah kita rumah-rumah yang produktif, yang mampu menyediakan sendiri sebagian dari kebutuhan pangan kita – khususnya sayur-sayuran. Mungkin tidak terbayang oleh kita sebelumnya, bahwa kalau kita mau mengorbankan satu kamar kita saja untuk Urban Farming @Home secara intensif – ini sudah bisa setara bertani di lahan 1 ha ! Bagaimana caranya ?
Serangkaian percobaan saat ini sedang kami lakukan, insyaallah setelah stabil hasilnya bisa di-share ke public baik dalam bentuk pelatihan langsung face to face maupun pelatihan secara online.
Urban Farming @Home konsepnya sederhana, memanfaatkan ruang kosong , ruang yang tidak terpakai ataupun ruang yang kurang optimal penggunaannya di rumah kita menjadi kebun untuk bercocok tanam microgreen– yaitu tanaman sayur mayur yang umumnya dipanen sangat muda antara usia 14-21 hari.
Karena kandungan nutrisinya yang tinggi – sayur mayur microgreen cenderung lebih mahal dari sayur-mayur pada umumnya. Dengan usianya yang pendek, dia juga tidak membutuhkan tanah yang banyak – cukup ditaruh di plastic brownies biasa-pun bisa. Karena inipula penanamannya bisa disusun dalam rak-rak di dalam kamar sekalipun.
Bagaimana dengan cahaya ?, sekarang sudah sangat banyak jenis lampu yang biasa disebut grow-light yaitu lampu untuk menumbuhkan tanaman. Keuntungannya kalau pakai lampu adalah lamanya penyinaran bisa diatur cukup panjang – sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal.
Microgreen bukan hidroponik, dia tumbuh di tanah biasa yang diberi nutrisi organic – jadi selain murah ongkos produksinya juga terjamin hasilnya adalah sayur organic, ini yang membuat nilai jualnya cukup tinggi karena selain bernutrisi tinggi juga organic.
Bagaimana hitungan ekonomisnya ?
Asumsinya Anda punya ruangan ukuran kamar sedang yang tidak terpakai – sekitar 4 x 5 m. Di kamar seukuran ini bila disusun rapi bertingkat – Anda akan bisa menempatkan sekitar 640 pak plastik brownies seperti yang biasa untuk kue oleh-oleh dari Bandung atau Bogor.
Umumnya microgreen yang mengandalkan cahaya matahari, dipanen di usia 14-21 hari. Namun kalau ditanam dengan bantuan cahaya – penyinaran bisa lebih panjang – 10 hari sudah bisa di panen. Jadi setiap 10 hari dengan satu kamar sedang tersebut Anda insyaallah bisa panen 640 pak microgreen – cukup untuk jualan Anda sekomplek.
Berapa Anda akan jual produk tersebut ? kalau di hotel-hotel harga berkisar antara Rp 30,000 s/d Rp 50,000 per pak. Sama tetangga atau pedagang yang akan ambil ke rumah Anda ambil angka yng sangat konservatif saja misalnya separuh atau Rp 15,000,-
Jadi Anda bisa berhitung nilai produksi Anda per 10 hari adalah Rp 15,000 x 640 atau Rp 9,600,000,-. Tetapi karena perlu kadang berlibur, pulang kampung, umrah, I’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan dlsb. dlsb. asumsinya Anda hanya bekerja 200 hari setahun, maka Anda panen 20 x Rp 9,600,000 atau senilai Rp 192,000,000,- juta per tahun – setara dengan hasil panenan tanaman kelas atas bukan ?
Berapa marginnya kira-kira ? di produk pertanian, bila Anda menggunakan tenaga sendiri, modal sendiri dlsb, maka hasil 50% itu biasa. Berapa modalnya ?, Anda akan butuh aneka rak, pak plastic, bibit, pompa, saluran pengairan otomatis, kipas angin atau AC – tetapi kalau ditotal ini semua tidak akan lebih dari Rp 40 juta – dan alat-alat seperti ini bisa berusia sampai 5 tahun kecuali yang consumables seperti pak plastic.
Semudah inikah bertani ala orang perkotaan ? tentu tidak mudah, kami sendiri sudah mencobanya hampir satu tahun – baru nampak light in the dark – cahaya yang mulai muncul dari kegelapan, insyaAllah mulai ketemu caranya yang doable.
Bila percobaan lanjutan dalam sebulan kedepan memberikan hasil yang stabil, insyaAllah kami akan share dalam bentuk pelatihan-pelatihan baik yang langsung face to face praktek bersama kami, maupun yang via online (skillswhiz.com).
Lebih dari itu kami juga sudah hampir setahun ini merintis pasarnya lewat project 101salads.com , jadi Anda yang belajar bertani ala Urban Farming @Home ini tidak harus memulai semuanya sendirian dari awal. Anda bisa bergabung dalam pelatihan maupun dalam membangun jaringan pasarnya dengan mendaftar lebih awal ke : ceo@101salads.com, sedangkan detil pelatihannya kapan, dimana dan berapa biayanya akan diumumkan pada waktunya.
Lagi-lagi tidak semudah angka-angka yang menjanjikan tersebut di atas, bertani ini butuh passion – kita rela melakukannya dengan senang hati ada ataupun tidak ada hasilnya, tugas kita hanya menanam, Allah-lah yang akan menumbuhkannya – itulah sebabnya kita butuh terus mengaji dan berlajar.
Lebih-lebih mengingat menanam tanaman pangan ini begitu pentingnya untuk kita dapat memberi makan – sehingga dialog penghuni surga dengan penghuni nerakapun terkait dengan makanan ini – maka mulai membuat baiti jannati (rumahku kebunku) insyaAllah juga bisa mengantarkan kita pada baiti jannati (rumahku surgaku), insyaAllah.
Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Founder)
saya pun baru setahun ini belajar merawat bibit beberapa tanaman untuk grow your own food. namun terus terang hasilnya belum bisa untuk dinikmati, buat saya tanamannya gak mati aja udah sebuah pencapaian hehe..
motivasi utama karena tertarik untuk melestarikan tanaman di ruang yang tersedia di rumah dan mengurangi kemungkinan konsumsi pestisida/kimiawi yang ada pada sayur/buah yg dijual di pasaran. semoga dalam waktu dekat saya bisa mulai melakukan pembenihan dari bibit yang ada dan bisa berbagi ilmu dan pengalaman.
MasyaAllah tulisannya sangat inspiratif pak Iqbal..Saya baca beberapa artikelnya dan sangat bagus sekali. Terus beri sharing ilmu dan pengalamannya pak. Semoga pahala bisa dituai diakhir kehidupan nanti. 🙂