Banyak masalah di sekitar kita tidak terselesaikan karena kita mencari jawabannya ditempat yang salah. Padahal ada tempat untuk mencari jawaban yang kebenarannya pasti, dan bukan hanya diberi jawaban – kita akan diberi bonus berupa petunjuk, rahmat dan kabar baik (QS 16:89). Nuansa solusi atau jawaban berbonus ini terasa betul dalam ekspedisi kami di daerah yang sangat cantik di negeri ini – yaitu Garut. Maka ini kami jadikan case study untuk meningkatkan keimanan kita terhadap kebenaran ayat-ayatNya.
Semula ekspansi ke Garut kami targetkan untuk mencari daerah yang akan menjadi sumber produksi bibit sayuran untuk komunitas Urban Farming – yang kini peminatnya terus melonjak. Fanpage yang memuat misi kami untuk membuat para petani bahagia – Happy Farmers-pun diminati lebih dari 2,600 orang setelah sepekan diluncurkan.
Tetapi di Garut ternyata bukan hanya potensi untuk produksi bibit sayuran yang kami temukan, disana terdapat salah satu sumber kecantikan alami negeri ini – berupa tanaman eksotis bernamaVetiveria zizanioides atau secara umum dikenal dengan Akar Wangi.
Akar dari tanaman ini menghasilkan essential oil yang disebut Vetiver Oil, karena kwalitasnya yang sangat tinggi Vetiver Oil yang berasal dari Garut inilah yang antara lain digunakan artis kondang Beyonce untuk merancang parfum kebanggaannya yaitu Beyonce Heat.
Masalahnya adalah di Garut sendiri tanaman ini populasinya tidak terlalu besar. Petani kurang bersemangat menanamnya karena hasil per hektarnya juga tidak maksimal. Pabrik penyulingan minyak Vetiver ini juga tidak bisa membeli harga Akar Wangi yang tinggi karena rendemennya yang rata-rata rendah.
Walhasil tokoh petani setempat yang secara turun temurun keluarga besarnya menanam dan mengolah Akar Wangi inipun hijrah ke kentang, yang di kentang-pun mengalami masalah yang sama – harga jual kentang yang bisa tiba-tiba jatuh justru pada saat panen raya petani.
Lantas dalam situasi seperti ini, apa yang bisa kita lakukan ? Inilah case study pertama yang akan dicoba diatasi oleh komunitas Happy Farmers ini.
Sambil membangkitkan kembali semangat petani untuk menanam tanaman unggulan seperti Akar Wangi tersebut, insyaAllah petani akan kami dampingi – bukan hanya untuk memperoleh modal penananamnya dari system iGrow, tetapi juga aksesnya terhadap pasar global yang demand-nya sesungguhnya tinggi hingga kini.
Tetapi hanya dengan mendandani pasar dan modal, juga belum menyelesaikan masalah kalau tidak didukung dengan skills untuk mendongkrak tingkat produktifitas tanaman ini, baik hasil per hektarnya maupun rendemen minyaknya. Bagaimana caranya ? Bertanya kepada sumber yang benar seperti di awal tulisan ini adalah jawabannya.
Untuk menghasilkan tingkat produksi yang tinggi petunjukNya jelas, kita butuh tanah yang ihtazzat warabat wa-anbatat (QS 22 : 5). Ini berlaku umum untuk segala jenis tanaman sayuran, buah-buahan dan bahkan lebih-lebih lagi pada tanaman wewangian yang sumbernya ada pada perakarannya seperti Akar Wangi tersebut di atas.
Mengapa setelah bertahun – tahun produktifitas sayur, buah dan termasuk Akar Wangi ini turun ya karena kehidupan di tanah tidak lagi ihtazzat. Milyaran microba mati setiap saat pupuk kimia dimasukkan ke tanah. Berkurangnya pergerakan kehidupan di tanah, juga membuat tanah memadat dan mengeras – tanah tidak lagi warabat.
Tanah yang tidak ihtazzat (hidup), tidak warabat (mengembang) juga menjadi tanah yang tidak wa-anbatat – tidak dapat menghasilkan nutrisinya sendiri – sehingga menjadi semakin kecanduan nutrisi dari luar – yang kemudian diisi oleh para petani dengan pupuk kimia. Padahal ketika pupuk kimia ini terus ditambahkan, dampaknya seperti orang kecanduan – bila tidak diberi dia sakau – bila terus diberi dia akan semakin kecanduan dan akhirnya mati.
Lantas bagaimana lingkaran setan ini bisa dihentikan ? petani akan lebih mudah mengerti dengan bahasa contoh. Maka bersamaan dengan petani terus menanam dengan cara mereka sendiri, di tempat yang tidak terlalu jauh dari sana insyaAllah akan kita perkenalkan kebun percobaan dengan menghidupkan tanah sehingga terpenuhi syarat ihtazzat warabat wa-anbatat tersebut di atas.
Kami harus bisa membuktikan ini, sebelum mengajak petani mengikuti cara ini. Baru setelah  nantinya kami bener-bener bisa membuat tanah ihtazzat warabat wa-anbatat – maka tanah inilah yang akan bisa menumbuhkan segala jenis tanaman yang indah-indah (minkulli zaujim bahiij). Petani dengan sendirinya akan mengikutinya.
Tanah yang hidup dan berongga (ihtazzat warabat) akan membuat perakaran tanaman bebas tumbuh bergerak kemana saja yang dia mau. Semakin banyak akar akan semakin banyak exudate – semacam keringat akar – yang menjadi makanan bakteri dan mikroba lainnya.
Tanah akan semakin hidup dan semakin banyak memproduksi nutrisi, hormone dan enzyme-nya sendiri. Kombinasi yang sangat njliment – antara nutrisi (mineral) , hormone dan enzyme inilah yang diharapkan juga melipat gandakan rendemen minyak atsiri yang dihasilkan oleh Akar Wangi ini.
Dan kami tidak akan berhenti di sini, masih ada satu penggalan ayat lagi yang akan bisa mendongkrak potensi Akar Wangi ini – yaitu …Rabbanaa maa Khalakta haadzaa baathilaa…, Ya Allah tidak ada ciptaanMu yang sia-sia..(QS 3:191). Maka dengan penggalan ayat ini kita akan bisa mengoptimalkan penggunaan dan manfaat dari seluruh bagian tanaman Akar wangi ini dari ujung ke ujung.
Ketika kami mulai mendalami cara bertani sesuai Al-Qur’an tersebut di atas, tadinya hanya untuk mengatasi problem pangan kita. Ternyata bonusnya adalah solusi yang sama bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman lainnya – termasuk Akar Wangi yang bernilai sangat tinggi ini. Dengan cara seperti inilah kami ingin ikut menghadirkan kembali kebahagiaan para petani – Happy Farmers – dan Anda semua bisa terlibat di dalamnya, InsyaAllah.
Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Co-Founder)