Dahulu bangsa barat menempuh perjalanan yang sangat jauh ke Nusantara dan kemudian menjajahnya karena melihat sesuatu yang sangat berharga di negeri ini, yaitu antara lain cengkeh dan lada. Ironinya ketika berabad-abad kemudian negeri ini merdeka, komoditi yang sangat berharga ini malah tidak menjadi andalan kita. Negara-negara Eropa kini memvisikan Bioeconomy 2030, sumber daya hayati akan kembali menjadi buruan mereka. Agar kita tidak kembali ‘terjajah’ secara ekonomi, maka sumber daya hayati itu harus kita sendiri yang menguasainya. Kita harus memimpin kebangkitan sumberdaya hayati ini, dan salah satu titik awalnya juga rempah-rempah, yaitu cengkeh !
Maka setelah project iGrow Salt yang alhamdulillah berhasil mengembalikan pekerjaan bagi ratusan petani garam di ladang-ladang garam iGrow di Indramayu, dalam waktu dekat insyaAllah kami akan meluncurkan program baru yang kami sebut Clove Revival atau Kebangkitan Cengkeh.
Beberapa dasawarsa terakhir nasib petani cengkeh – sama dengan petani pada umumnya – penuh ketidak pastian apalagi ketika suatu rezim pernah secara berlebihan mengatur tata niaga cengkeh ini. Petani yang frustasi bahkan banyak yang menebang pohon-pohon kesayangannya yang sudah berusia puluhan tahun.
Kini tiga dasawarsa berlalu, nasib petani cengkeh juga nyaris tidak ada yang peduli. Apalagi komoditi yang satu ini sering diasosiasikan terlalu dekat dengan produk yang banyak dibenci orang – yaitu rokok. Banyak perdebatan yang tidak kunjung usai di tingkat legislative, eksekutif dan juga dari kajian fikihnya – yang semuanya tentu berdampak pada kehidupan para petani cengkeh.
Memang harus diakui, produk utama dari tanaman cengkeh – berupa bunga dan tangkai bunga cengkeh pasar terbesarnya adalah pabrik-pabrik rokok. Namun yang banyak tidak diketahui orang adalah sesungguhnya cengkeh tidak harus dipanen bunganya, daun pohon cengkeh yang jatuh-pun bisa diolah menjadi minyak daun cengkeh atau yang disebut Clove Leaf Oil (CLO).
CLO ini mengandung 68%-78 % senyawa yang disebut Eugenol, sebuah senyawa super yang nyaris bisa jadi bahan obat apa saja. Dia bersifat anti oksidan, anti bakteri, anti virus, anti jamur, anti inflamasi dan bahkan temuan terakhir juga menunjukkan sifat anti cancer ! bayangkan, penyakit apa yang tidak bisa diobati melalui ikhtiar menggunakan senyawa yang berkarakter seperti ini ?
Kemudian Eugenol sendiri juga mengandung sejumlah functional group, antara lain seperti allyl (-CH2-CH=CH2), phenol (-OH) dan methoxy (-OCH3). Keberadaan group-group inilah yang membuat Eugenol menjadi bahan dasar untuk menghasilkan berbagai produk-produk turunan yang bernilai lebih tinggi seperti isoeugenol, eugenolacetate, isoeugenolacetate, benzyl eugenol, benzylisoeugenol, methyleugenol, eugenolmethyl-ether, eugenolethylether, isoeugenolmethylether, vanillin dlsb.
Dari Eugenol dan produk-produk turunan yang sangat beragam tersebut pula Eugenol adalah bahan baku di sejumlah besar industri mulai dari industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, parfum, pertanian, perikanan dan berbagai industri lainnya.
Di industri makanan misalnya, flavor yang paling universal dan paling banyak dipakai di dunia adalah vanilla. Tetapi produksi vanilla dunia sangat sedikit dan jauh dari memadai, lantas dari mana rasa vanilla bisa dihasilkan ? Salah satunya ya menggunakan produk turunan Eugenol yang disebut vanillin di atas.
Potensi besar inilah yang mendorong iGrow untuk menjadi katalisator bangkitnya kembali industri cengkeh yang sempat melayu dalam beberapa dasawarsa terakhir – antara lain karena efek traumatis panjang dari kebijakan yang menohok tumbuh kembangnya industri pertanian berbasis cengkeh ini sejak tahun 1990-an.
Program kebangkitan cengkeh ini intinya berupa pembiayaan revitalisasi cengkeh secara terukur, yaitu mendorong produksi minyak daun cengkeh atau CLO pada target yang disepakati dengan petani. Sengaja yang kami dorong adalah produksi CLO, karena melalui CLO inilah petani cengkeh memiliki opsi – sebuah peluang pasar yang berada di luar pasar tradisional komoditi cengkeh mereka sebelumnya yang tergantung pada industri rokok.
Langkah ini akan memberikan alternatif sumber kemakmuran bagi petani cengkeh yang selama ini mengandalkan industri rokok untuk membeli bunga dan tangkai bunga cengkeh mereka. Melalui program iGrow ini – mereka tidak akan lagi tergantung pada industri rokok, bahkan mereka bisa memilih untuk focus memproduksi daun cengkeh untuk diambil minyaknya, tanpa harus menunggu pohon cengkehnya sendiri berbunga.
Solusi ini akan meng-encourage petani untuk kembali merawat dan bahkan menanam kembali komoditi unggulan nasional yang tiada duanya ini. Dengan berbagai karakter Eugenol tersebut diatas ditambah diversifikasi produk-produk turunannya yang begitu luas, tinggal masalah kemauan dan waktu sebelum cengkeh menjadi pendorong lahirnya industri dasar baru – hulu yang menghadirkan hilir berbagai jenis industri turunan lainnya.
Lebih dari itu, bila selama ini kita apatis terhadap nasib petani yang dihimpit berbagai persoalan – karena selama ini kita berpikir tidak akan banyak yang bisa kita lakukan untuk merubahnya – kini kita bisa ikut membuat perubahan itu. Meskipun belum akan merubah nasib 40-an juta petani negeri ini, tetapi satu atau dua petani akan dapat Anda tolong untuk melanjutkan kehidupannya – dengan Anda menjadi sponsor bagi 1-2 unit program Clove Revival dari iGrow. Yes, it is a change we can make ! InsyaAllah.
Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Founder)
Assalamualaikum mas Iqbal,
Perkenankan nama saya Riza Raharja, saya salah satu Investor iGrow sejak June 2016.
Amazing, iGrow begitu pesat petumbuhannya.