Urban Impact

Pada tahun 2050 diperkirakan 2/3 dari penduduk dunia akan berada di perkotaan, namun khusus Indonesia akan terjadi 20 tahun lebih cepat atau sekitar tahun 2030. Dua penyebabnya, pertama pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi di kisaran 1 % dan yang kedua lebih dari 55 % penduduk negeri ini memilih tinggal di wilayah yang luasannya hanya sekitar 6 % dari wilayah Indonesia keseluruhan. Kompetisi untuk sekedar mempertahankan kehidupan yang layak di kota akan semakin berat saat itu, tetapi kita memang tidak harus hidup di kota! 

 

Dalam 14 tahun yang akan datang, Jawa sudah akan menjadi semacam super megapolitan – menjadi kota yang tidak terputus dari Anyer sampai Panarukan. Saat itu Jawa akan dihuni sekitar 175 juta atau bertambah sekitar 38 juta dari jumlah penduduk Jawa saat ini yang berada di kisaran 137 Jiwa.

 

Hidup di kota meskipun memberikan peluang besar, juga akan semakin berat bagi kebanyakan manusianya. Daya dukung kehidupan kota seperti air dan udara bersih tentu akan semakin menurun bukannya bertambah seiring pertambahan penduduknya. Ketersediaan makanan apalagi akan menjadi challenge tersendiri.

 

Tetapi kita juga tidak perlu kawatir berlebihan, masalah besar juga berarti peluang besar bagi yang mau dan bisa mengatasinya. Food security – ketersediaan, keamanan dan keterjangkuannya – akan menjadi peluang usaha yang semakin besar seiring dengan pertambhan jumlah penduduk dan meningkatnya komposisi penduduk kota dibandingkan dengan penduduk desa.

 

Di kota peluangnya ada pada aktivitas urban farming – karena masyarakat perkotaan-pun akan semakin aware pada pentingnya upaya menanam sebagian makanannya sendiri. Masyarakat yang mulai tertarik belajar tentang urban farming ini bahkan kini-pun sudah bisa bergabung dengan Urban farming SCHOOL yang kami adakan.

 

Peluang yang lebih besar lagi adalah bagi yang mau berhijrah ke desa-desa, khususnya keluar Jawa – yang masih tersedia lahan relatif cukup untuk bertani dalam skala besar. Daerah seperti di NTB di sekitar Teluk Saleh yang pernah saya identifikasi adalah salah satunya, tetapi daerah-daerah lain juga masih sangat banyak.

 

Bila niat kita lurus meng-eksplorasi daerah-daerah yang belum termakmurkan secara optimal tersebut, adalah untuk melaksanakan perintahNya – maka perjalanan-perjalanan panjang ke daerah-daerah tersebut insyaAllah akan menghasilkan rezeki tersendiri – yang tidak kalah menarik dengan rezeki yang ada di perkotaan.

risk-snd-rizk 

Tentu ada resiko disana-sini, tetapi resiko ini juga sebanding dengan peluang untuk memperoleh rezeki yang dijanjikanNya. Secara spesifik kita diperintahkan untuk ber-hijrah, secara spesifik pula kita dijanjikan rezeki yang banyak.

 

“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 4:100)

 

Perintah berhijrah ini juga sejalan dengan ayat-ayatNya yang lain yang mendorong kita untuk berjalan ke seluruh penjuru dunia untuk mencari rezeki.

 

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS 67:15)

 

“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS 62:10)

 

Jadi jelas bagi umat ini, bahwa perintah kepada kita itu adalah untuk berhijrah ke buminya yang luas, bertebaran di segala penjuru bumi – bukan untuk berjubel-jubel di tempat yang padat penduduk.

 

Dari sini pula kita bisa melihat bahwa solusi masalah-masalah perkotaan di dunia inipun justru adanya pada umat ini bila kita melaksanakan perintahNya sekaligus juga megajarkannya pada dunia.

 

Dalam semangat untuk mengajarkannya pada dunia ini pula, iGrow – insyaAllah akan hadir sebagai finalis di ASEAN Impact Chalenge dengan tema Innovation for Urban IMPACT – pekan ini di Singapore. Ini untuk kesekian kalinya iGrow tampil di forum-forum global, target kami jelas – yaitu untuk membangun jaringan global sekaligus berkontribusi pada masalah-masalah besar yang dihadapi dunia saat ini.

 

Inilah cara kita menunjukkan ke dunia bahwa Islam punya konsep untuk mengatasi seluruh problem kehidupan – di jaman modern ini sekalipun. Islam punya sudut pandang yang menarik dari setiap permasalahan tersebut.

 

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS 94:5-6)

 

Bila orang lain hanya melihat masalah dan kesulitan, kita melihat dibalik setiap masalah dan kesulitan itu ada dua kemudahan. Bila orang lain hanya melihat risiko, kita melihat rezeki yang tersembunyi di balik setiap resiko itu. InsyaAllah.

 

Oleh: Muhaimin Iqbal (iGrow Founder)

(Visited 87 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *